WARTABANDUNG.COM: Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Osin Permana mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan lahan pertanian menyusut. Beberapa faktor itu di antaranya profit pertanian yang saat ini kurang menguntungkan. Akibatnya, kata Osin, banyak petani di Kabupaten Bandung yang kurang tertarik dengan sektor ini.
Ia pun mendesak Bupati Bandung agar memprioritaskan kebijakannya melindungi petani agar tidak melulu merugi.
“Akibat tidak menguntungkan dari sisi ekonomi, banyak petani yang menjual-beli lahan pertaniannya. Hal itu karena tidak ada kejelasan harga pasar hasil panen pertanian,” terang Osin saat dihubungi via telpon, Senin (6/11/2023).
“Tentu pemerintah juga harus memikirkan hal ini. Melindungi petani jangan hanya isapan jempol belaka,” lanjutnya.
Upaya yang bisa dilakukan Pemkab Bandung untuk melindungi hasil tani ini, lanjut ia, salah satunya dengan membangun pusat distribusi pangan di Kabupaten Bandung. Hal itu pun selaras dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah membangun pusat distribusi pangan daerah.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah memberi ruang melindungi petani dari sisi harga. Tinggal pemerintah daerah yang juga harus menindaklanjutinya,” katanya.
Dengan demikian, kata Osin, dengan upaya itu mampu membangkitkan semangat petani menggarap lahan pertaniannya. Hal itu pun ke depannya mampu mempertahankan luas lahan abadi pertanian di Kabupaten Bandung.
Sebelumnya, diketahui Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ini telah menetapkan lahan abadi pertanian seluas 17 ribu hektare. Namun, pada kenyataan di lapangan, luas lahan abadi pertanian ini terus menyusut dari waktu ke waktu. Beberapa faktor di antaranya yaitu masih adanya alih fungsi lahan menjadi pemukiman.
Untuk menyiasati agar kebutuhan pemukiman dan mempertahankan lahan abadi pertanian di Kabupaten Bandung ini, kata Osin, salah satunya dengan adanya kebijakan pemerintah daerah.*(Adv)