Bukan Hanya di Cicalengka, Fenomena Awan Tebal dengan Kilatan Terlihat di Cibiru Bandung

WARTABANDUNG.COM – Sebuah rekaman video yang menunjukkan fenomena munculnya awan tebal dengan kilatan cahaya viral di media sosial. Kejadian ini terjadi di wilayah Cicalengka, Jawa Barat, dan terekam pada malam Selasa (23/1/2024). Tetapi selain ramai diperbincangkan dan viral di media sosial munculnya fenomena awan tebal disertai kilatan itu terlihat juga di Cibiru Bandung pada hari Rabu (24/01/2024) malam.

Hadi Saputra, Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, menjelaskan bahwa fenomena awan tebal dengan kilatan seperti yang terlihat itu merupakan jenis awan cumulonimbus. Citra satelit BMKG menunjukkan bahwa awan tersebut terdeteksi di beberapa wilayah di Jawa Barat.

Awan cumulonimbus adalah jenis awan vertikal yang menyerupai gumpalan dan berperan sebagai penyebab hujan es, petir, dan kilat. Kemunculan awan ini menandakan adanya hujan lebat dalam waktu singkat beserta petir di wilayah di bawahnya.

Pada puncak musim hujan, fenomena awan cumulonimbus di Jawa Barat dapat terjadi secara rutin setiap hari. Awan ini juga dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang menjulang tinggi menyerupai menara.

Awan cumulonimbus terbentuk di bagian bawah troposfer, lapisan atmosfer yang paling dekat dengan Bumi. Faktor penguapan dan efek rumah kaca menyebabkan pembentukan awan tebal ini, terutama di wilayah dengan udara hangat.

Kilatan petir di dalam awan cumulonimbus terjadi akibat gesekan tetesan air yang terionisasi di dalam awan. Proses ini menciptakan muatan statis yang menghasilkan kilatan petir.

Fenomena awan cumulonimbus sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem dan dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir bandang, dan badai petir. Awan ini juga dapat berkembang menjadi supercell, mengakibatkan angin kencang, banjir bandang, dan petir yang intens. Bahkan, awan cumulonimbus dapat memicu angin tornado atau puting beliung.

Wilayah yang terkena awan cumulonimbus umumnya akan mengalami hujan deras dalam waktu singkat, sekitar 20 menit. Selain dampak pada cuaca, fenomena awan cumulonimbus juga menjadi perhatian bagi maskapai penerbangan karena dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *