WARTABANDUNG.COM, Sumur Bandung — Para pedagang di Pasar Kosambi Kota Bandung mengeluhkan sulitnya mendapatkan stok Minyakita. Selain langka, harga minyak goreng tersebut terus merangsek naik hampir setiap harinya.
Pantauan di Pasar Kosambi, Senin (6/1/2025), MinyakKita cukup sulit didapat. Beberapa pedagang mengaku kehabisan stok minyak goreng dengan merek yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI itu.
Sutisna, salah seorang pedagang sembako mengatakan, stok Minyakita mulai langka sejak beberapa minggu sebelum tahun baru 2025. Sutisna tidak mengetahui apa yang membuat minyak langka, namun dia mendapat kabar kelangkaan disebabkan karena rencana pemerintah akan menarik peredaran minyak curah.
“Langka sejak dua mingguan sebelum tahun baru sudah langka. Katanya curah mau ditiadakan, jadi sementara MinyakKita diangkat. Tapi tetap aja yang curah masih banyak,” ucap Sutisna.
Meski langka, namun Sutisna masih memiliki beberapa stok Minyakita yang dijual di harga ‘normal’, yakni Rp 17.500 per liter. Menurutnya, banyak pedagang yang mulai menjual di harga Rp 19 ribu karena banyak pedagang mengambil stok di luar distributor.
“Stoknya langka paling dikasih 3-5 dus sama distributor, dijual Rp 17.500 belum sampai Rp 19 ribu karena masih di distributor (ambilnya), kalau belinya nggak di distributor bisa aja jual segitu,” ucapnya.
Sementara Fahmi pedagang Minyakita lain di Pasar Kosambi mengatakan, harga Minyakita selalu naik turun tiap harinya. Menurut Fahmi, kenaikan dipengaruhi isu PPN 12 persen yang sempat jadi sorotan publik.
“Naik turun naik turun setelah tahun baru. Harganya naik karena barangnya susah, mungkin isu pajak (PPN) kemarin kayaknya berpengaruh,” jelasnya.
Saat ini, Fahmi menjual Minyakita dengan harga Rp 210 ribu per dus atau Rp 17.500 per liter. Kenaikan serta langkanya stok itu menurutnya banyak dikeluhkan pembeli. “Pembeli ya mengeluh semakin langka dan mahal, gak tahu sampai kapan begini,” singkatnya.
Selain stok yang langka, Sutisna mengeluhkan banyaknya jenis Minyakita yang beredar di pasaran. Dia menyebut, meski satu merek namun kualitas MinyakKita berbeda-beda tergantung produsennya.
“Paling banyak dicari dari Sinarmas itu jernih, ada juga dari produsen lain tapi agak merah dan cepat menggumpal,” tuturnya.
Sutisna mengungkapkan, normalnya harga Minyakita yang dia jual, yakni sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 15.700 per liter. Namun perlahan, harga Minyakita terus merangkak naik. Dia menduga, kondisi ini akan terus terjadi hingga menjelang bulan Ramadan nanti.
“Kayaknya sekarang mau menjelang puasa sudah normal (stoknya), tapi harganya naik kemungkinan. Harapannya mudah-mudahan ke depannya bisa turun dan stoknya gak susah lagi kalau susah kasihan sama konsumen,” ungkapnya.
Mahalnya harga Minyakita membuat sebagian konsumen lebih memilih membeli minyak goreng dengan merek yang sudah terkenal dibanding Minyakita. Hal tersebut diungkapkan Osya saat ditanya soal harga dan stok Minyakita.
“Sekarang harga ditulisnya Rp 15.700, dijual di pasar Rp 17.500, di warung ada yang Rp 19.000, ya mending beli Bimoli (merk lain) sekalian nambah sedikit,” ucap Osya.
Osya mengaku sudah lama tidak menggunakan Minyakita karena harganya yang dianggap mahal namun tidak sebanding dengan kualitasnya. “Sudah nggak pakai lagi, pakai merk yang terkenal aja,” tandasnya.