Farhan Ingin Reaktivasi Bandara Husein, Bey Gelisah Nasib Kertajati

WARTABANDUNG.COM, Sumur Bandung — Wacana pengaktifan kembali Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung masih terus bergulir. Hal yang menjadi keinginan Wali Kota Bandung terpilih Muhamamd Farhan tersebut masih mengundang perdebatan di level provinsi.

Farhan mengatakan, salah satu hal yang membuatnya kekeuh mendorong pengaktifan kembali Husein Sastranegara adalah tingginya minat pasar terhadap bandara tersebut, yang tercermin dari volume penerbangan dalam negeri menuju Kota Bandung.

“Hal yang menarik itu, rute Medan-Bandung ada di urutan kedua tertinggi di Bandara Husein setelah Bali. 20 persen penumpang Husein terakhir itu dari Medan, ada pebisnis dan mahasiswa,” ungkap Farhan saat ditemui selepas berdiskusi dengan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin di Gedung Sate, Kamis (16/1/2025).

Farhan mengaku bahwa warga Kota Bandung telah menanti pengaktifan kembali Bandara Husein Sastranegara. Selama ini, dia mengatakan, warga lebih memilih terbang dari Bandara Halim Perdanakusumah dibandingkan harus menempuh perjalanan ke Kertajati.

“Warga Bandung ingin (Bandara Husein) segera diaktifkan kembali. Karena selama ini kan, saat Husein dialihkan jadwalnya ke Kertajati, ternyata lebih banyak yang milih ke Halim,” ungkapnya.

“Artinya kita saling memberikan pekerjaan rumah kepada pemerintah provinsi dan pusat, agar segera menentukan cara. Bagaimana caranya agar membuat Kertajati ramai, dan selama menunggu hal itu, bandara Husien dibuka saja,” lanjutnya.

Terkait gagasan tersebut, Bey Machmudin memastikan agar tidak ada persaingan rute antara Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati apabila Bandara Husein diaktifkan kembali. Bagaimanapun, dia mengatakan, Bandara Kertajati pun perlu meningkatkan traffic.

Ketika ditanya apakah pembagian rute domestik dan lokal antara kedua bandara tersebut memungkinkan, Bey merespon negatif.

“Enggak begitu juga, itu (pembagian rute) kan keinginan bapak (Farhan). Kita jadinya debat terus ini,” ungkap Bey sembari tertawa.

Meski demikian, dia memastikan bahwa skema yang membuat kedua bandara tersebut aktif berdampingan tetap bisa diupayakan. Salah satunya dengan tetap mengoperasikan Bandara Kertajati untuk pemberangkatan haji.

“Haji dan umroh juga kan sudah di Kertajati. Haji 2025 sudah ditetapkan dari Kertajati. Untuk kargo juga bisa, sekarang sudah ada dari Australia untuk pengiriman kargo. Kalau Husien aktif harus sudah ada solusi untuk Kertajati. Sifatnya komplementari, bukan bersaing,” tutupnya.

Tentu rakyat hanya menunggu dan akan memilih yang lebih memudahkan. Apalagi semenjak Husein ditutup, kunjungan wisatawan luar negeri seperti dari Malaysia menurun drastis dan mempengaruhi ekonomi seperti di Pasar Baru.

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *