WARTABANDUNG.COM, Bandung: Kegiatan perkuliahan di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dihentikan tanpa batas waktu yang ditentukan. Diinformasikan tidak ada bentuk belajar mengajar baik secara offline maupun offline. Namun, mahasiswa diimbau untuk belajar mandiri di luar kampus.
“Forum Dosen SBM ITB (FD SBM ITB) menyatakan tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, tanggal 8 Maret 2022. Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring, namun, mahasiswa diminta untuk belajar mandiri,” demikian tertulis dalam rilis resmi yang dikirim FD SBM ITB.
Rektorat ITB menanggapi mogoknya operasional SBM ITB. Pihaknya mengaku tengah berfokus pada program RENIP (Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025) yang tercantum dalam RESNTRA ITB (2021-2025).
Selain itu, rektorat ITB tengah menyempurnakan institusi ITB dengan melakukan sejumlah proses transformasi demi merespons perubahan lanskap pendidikan tinggi di Indonesia.
“Perlu dipahami bahwa dalam era keterbukaan sekarang, upaya yang lebih baik dalam memberdayakan sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan tenaga pendidikan ITB menjadi sebuah keniscayaan,” ujar Dr. Naomi Haswanto, Kepala Biro Komunikasi dan Humas ITB, dikutip dari siaran pers, Kamis (10/3).
Naomi menjelaskan, genap dua tahun terakhir pihaknya tengah membenahi internal dari segi Integrasi Sistem Manajemen yang berfokus pada pengelolaan keuangan yang terintegrasi, dan Pengembangan HCM (Human Capital Management).
Kedua program tersebut memerlukan partisipasi aktif dari semua unit di lingkungan ITB, mencakup Fakultas, Sekolah dan Unit Kegiatan Pendukung. Dengan kata lain, SBM ITB yang semula memiliki manajemen operasional yang independen, kini harus tunduk dan mengikuti direksi dari rektorat ITB.
“Dalam hal ini tentunya dibutuhkan sikap perjuangan dan sikap inovatif yang juga membutuhkan,” pungkasnya.*(Redaksi)
